Senin, 12 Agustus 2013

Kisah Ilmuwan Muslim Zaman Kini, Ahli Fisika Cimrun Vafa.


Kerincisungaipenuh.com - Hari itu adalah satu hari penting bagi seorang ilmuwan fisika matematika asal Iran. Sebuah lembaga internasional, Abdus Salam International Centre for Theoretical Physics (ICTP), pada 10 November tiga tahun silam, tepat berusia seperempat abad. Sejumlah “empu” fisika tingkat dunia berkumpul di Trieste, Italia.

Di forum perayaan itu, seorang lelaki bertubuh tinggi muncul dari sisi panggung. Dia mengenakan jas hitam dengan dasi merah. Wajahnya khas orang-orang Timur Tengah. Dialah fisikawan matematika muslim ternama dari Universitas Harvard, Cumrun Vafa.

Pada 2008, lembaga riset itu pernah memberikan penghargaan bergengsi kepada Cumrun Vafa, Dirac Medal. Vafa dianggap memberikan terobosan penting atas studi fisika matematis teori String, dan objek astrofisika lubang hitam (Black Hole). Pada perayaan seperempat abad lembaga riset itu, dia didaulat memberikan semacam kuliah umum.

Vafa tampil di mimbar dengan bersahaja. Dia lalu menguraikan apa yang telah ditelitinya selama bertahun-tahun memakai teori String dan Geometri. Ruangan itu senyap, hanya ada suara Vafa. Para ilmuwan dari sejumlah negara, yang hadir di ruang penuh sesak itu, menyimak dengan tekun.

Teori String adalah teori yang dikuasai Cumrun Vafa. Hampir empat dekade teori itu menjadi pusat atau kiblat para fisikawan teoritis mempelajari teori dasar alam secara terpadu. “Teori String menyediakan kerangka menyatukan segala sesuatu yang kita ketahui tentang alam, termasuk semua partikel dan kekuatan di dalamnya, dalam satu teori kuantum yang konsisten,” ujar Vafa dalam kuliahnya.

Ini adalah tujuan ambisius Cumrun Vafa. Sebab, studinya bertujuan menggambarkan fenomena fisik yang melibatkan skala 1025 lebih lebih kecil dari atom. Sementara kosmologi seluruh alam semesta kita melibatkan skala 1037 lebih besar dari atom.

Dalam satu teori tersendiri, seorang Vafa mempelajari misteri terkurungnya kuark —bentuk dasar semua partikel dan materi— di dalam atom, serta sifat misterius objek astrofisika seperti lubang hitam dalam kerangka geometri.

Seperti teori yang mencakup semua teori, selalu membutuhkan sejumlah besar teknologi matematika. Bahkan, sebagian besar matematika yang dibutuhkan untuk teori String belum dikembangkan. Sehingga, teori String memiliki segudang "tugas" menarik dalam pengembangan rumus matematika sebagai alat mengeksplorasi hukum baru fisika.

Sebab itu, tidak mengherankan jika teori String disebut-sebut persimpangan dari berbagai disiplin, termasuk matematika, partikel fenomenologi, dan astrofisika. Penelitian Cumrun Vafa yang melibatkan ketiga aspek itulah yang membuat dia diganjar Dirac Medal pada 2008.

Dibantu rekan-rekannya, Vafa mengerjakan riset pada topologi String, untuk menjelaskan sejumlah matematika baru yang berasal dari teori String, terutama dalam karyanya pada simetri cermin. Dengan menggunakan teknik ini, dia juga menguak beberapa misteri lubang hitam (black holes mistery), khususnya entropi Bekenstein-Hawking.

Seperti kita ketahui, nama Stephen Hawking tak asing di kalangan astrofisika. Pada 1998, ilmuwan jenius itu membuat namanya sohor dengan menerbitkan buku "A Brief History of Time" atau Sejarah Singkat Waktu, di mana ia membuat gambaran sederhana, dari alam semesta yang terbentuk dari Black Hole dan Big Bang, bukan ciptaan Tuhan.

Memukau di Amerika

Nama Cumrun Vafa melejit di tahun 2008, setelah pria berdarah Iran-Amerika ini menerima Dirac Medal. Boleh dibilang, ini bukan penghargaan sembarangan. Sejak 1985, medali ini hanya dikeluarkan setahun sekali oleh lembaga riset Abdus Salam ICTP untuk menghormati fisikawan Paul Adrien Maurice Dirac, pencetus teori kuantum mekanik, dan kuantum elektrodinamik.

Setiap tanggal 8 Agustus, sebuah komite ilmuwan dunia memilih pemenang dari daftar calon yang diunggulkan di bidang teori fisika dan matematika. Di tahun penyelenggaraan ke 23, nama Vafa muncul ke permukaan sebagai ilmuwan muslim yang menggagas teori String dan Geometri dalam mencermati gejala misterius astrofisika Black Hole di alam semesta.

Vafa sudah akrab dengan teori String sejak duduk di bangku kuliah Universitas Harvard. Dia mulai studi di Amerika Serikat sejak 1977. Dua gelar sarjana alias double major, yakni bidang fisika dan matematika, diboyongnya dari Massachusetts Institute of Technology tahun 1981.

Dua gelar sarjana itu belum membuat Vafa puas. Dahaga pria kelahiran 1 Agustus 1960 di Tehran, Iran, itu akan ilmu fisika tak terbendung. Dalam empat tahun, dia mengambil gelar PhD bidang fisika dari Princeton University, di bawah pengawasan Edward Witten. Gelar ini pun membuat Harvard University kepincut. Vafa lantas ditunjuk sebagai penerima beasiswa, dan menjadi salah satu duta Asia di program Harvard Junior Fellow tahun 1985.

Di titik ini, Cumrun Vafa memulai debutnya sebagai ilmuwan. Kewajibannya di Harvard Society of Fellows rampung dalam tiga tahun. Ia diangkat menjadi asisten profesor fisika selama dua tahun di Harvard. Pada 1990, Vafa menyandang gelar profesor fisika di universitas paling bergengsi di Amerika kala itu sampai hari ini.

Sepanjang karir akademiknya, Cumrun Vafa bolak-balik tampil di panggung penghargaan fisika dan matematika. Mulai dari NSF Presidential Young Investigator Award dari National Science Foundation pada 1989, Alfred P. Sloan Award dan Packard Foundation Award di tahun yang sama, AMS Leonard Eisenbud Prize for Math and Physics tahun 2008, dan Dirac Medal dari ICTP di tahun yang sama.

Vafa juga tak lupa akan tanah kelahiran. Kini, selain sibuk mengajar di Harvard sebagai profesor besar ilmu sains sejak 2003, Vafa aktif sebagai komisaris di Network of Iranians for Knowledge and Innovation (NIKI). Itu adalah organisasi non-pemerintah digagas para akademisi Iran yang tersebar di sekujur AS dan Eropa.

Ilmuwan Muslim Zaman Kini : Peraih Nobel Kimia
Kisah Ilmuwan Muslim Zaman Kini, Muhammad Yunus
Ilmuwan Muslim Zaman Kini, Bapak Nuklir
Ilmuwan Muslim Zaman Kini, Penerus Einstein

Tidak ada komentar:

Posting Komentar